Setelah hampir lima tahun (4 tahun 8 bulan), akhirnya saya memutuskan untuk mengganti ban motor saya. Alasannya sederhana, ban yang terpasang sejak pertama kali beli dan sudah menemani saya menempuh perjalanan sejauh 27.917 km ini kondisinya sudah aus sehingga dapat membahayakan keselamatan saya maupun pengguna jalan lain.
![]() |
Kondisi Ban Depan dan Belakang |
Motor saya adalah Honda Verza 150 CW, dengan spesifikasi ban orisinal pabrikan Honda sebagai berikut:
- Ban depan: iRC NF25 80/100-17 M/C 46 P (tubeless)
- Ban belakang: iRC NR25 100/90-17 M/C 55 P (tubeless)
Maksud dari spesifikasi ban di atas adalah
Ban Depan
iRC adalah merek ban motor asal Jepang yang diproduksi di Indonesia oleh PT Gajah Tunggal Tbk., serinya adalah NF25, lebar tapaknya (tampak depan dari kanan ke kiri) adalah 80 mm, angka /100 menunjukkan rasio aspek (aspect ratio) yaitu rasio tinggi ban terhadap lebar tapaknya = 100% × 80 = 80 mm, dapat dipasang pada pelek berdiameter 17 inci, M/C maksudnya adalah motorcycle (ban untuk sepeda motor), angka 46 menunjukkan load index yang berarti mampu menahan beban maksimum hingga 170 kg, dan huruf P menunjukkan speed rating sampai 150 km/jam.
Ban Belakang
Sebagaimana penjelasan spesifikasi ban depan di atas, untuk ban belakang penjelasannya juga mirip. Mereknya adalah iRC dengan seri NR25. Lebar ban = 100 mm dan tingginya adalah 90% × 100 = 90 mm. Ban dapat dipasang pada pelek berdiameter 17 inci, dapat menahan beban maksimum 218 kg (load index = 55), dan batas kecepatan maksimumnya adalah 150 km/jam (speed rating = P).
![]() |
Load Index |
![]() |
Speed Rating |
Selama menggunakan kedua ban tersebut, saya merasa cukup puas dan tidak menemui kendala yang berarti. Hal ini dikarenakan saya menggunakan motor sebagian besar hanya untuk menunjang kebutuhan operasional sehari-hari menempuh perjalanan dari rumah ke kantor atau sebaliknya. Sehingga saya tidak terlalu ambil pusing dan langsung mencari toko ban terdekat. Asalkan di toko tersebut tersedia produk dengan spesifikasi yang mirip (turun maksimal satu atau naik maksimal dua poin), meskipun mereknya bukan iRC tapi produsennya cukup terkenal dan harganya wajar, saya akan ambil.
![]() |
Planet Ban |
Sesampainya di toko ban saya memeriksa produk-produk yang tersedia dan berdiskusi dengan mekaniknya. Untuk ban belakang, ukuran 100/90-17 sayangnya tidak tersedia. Pilihan lain yang ditawarkan dan bisa digunakan adalah
- Corsa B-Track 100/80-17 52 S
- Corsa Platinum R99 100/80-17 52 S
- Corsa Platinum R99 110/70-17 54 S
- Corsa Planeto Gold ST77 110/70-17 54 S
- FDR Genzi Pro 100/80-17 52 S
- FDR Sport XR Evo 110/70-17 54 S
- FDR Sport XR Evo 130/70-17 62 S
Hanya saja, jika memilih salah satu dari ketujuh pilihan tersebut konsekuensinya adalah (a) tinggi ban belakang akan berkurang dari yang awalnya 90 mm (90% × 100) menjadi 80 mm (90% × 100) atau 77 mm (70% × 110) yang juga berakibat pada turunnya tinggi motor secara umum dan (b) lebar ban bisa menjadi lebih besar (jika memilih ukuran 110/70) yang artinya gaya gesek dengan aspal semakin besar, lebih berat dan lebih tidak efisien meskipun akan lebih stabil dan nyaman. Opsi 130/70-17 pada saat itu tidak saya pertimbangkan karena saya beranggapan ukuran tapaknya terlalu lebar.
Dengan pertimbangan bahwa selisih lebih kecil 10 mm (untuk ukuran 100/80) atau 13 mm (untuk ukuran 110/70) dibanding ukuran awal, menurut saya tidak menjadi masalah, akhirnya saya memutuskan memilih FDR Sport XR Evo 110/70-17 54 S yang harganya Rp455.000 sebagai ban belakang saya. Ban ini diproduksi oleh PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI) yang merupakan anak perusahaan dari PT Astra Honda Motor (AHM) sehingga dari sisi merek dan kualitas harusnya cukup baik. Selain itu ban ini juga memiliki desain alur yang menarik dan karakteristik regular compound yang cocok untuk penggunaan harian.
![]() |
Ban Belakang: FDR Sport XR Evo 110/70-17 54 S |
Untuk ban depan, ukuran standar 80/100-17 juga tidak tersedia. Pilihan yang tersedia adalah
- Corsa B-Track 90/80-17 46 S
- Corsa Platinum R99 90/80-17 46 S
- Michelin Pilot Street 70/90-17 43 S
- Michelin Pilot Street 80/90-17 50 S
- Michelin Pilot Street 90/80-17 46 S
Dari opsi di atas, saya memilih Michelin Pilot Street 80/90-17 50 S yang harganya Rp415.000 sebagai ban depan saya. Pertimbangannya karena ban belakang tingginya turun menjadi 77 mm, maka untuk mengimbangi hal tersebut saya pikir ada baiknya untuk menurunkan juga tinggi ban depan dari yang awalnya 80 mm menjadi 72 mm (90% × 80) namun dengan tetap mempertahankan lebar tapak. Selain itu, ban ini mereknya Michelin dan memiliki karakteristik medium compound sehingga juga cocok untuk penggunaan harian.
![]() |
Ban Depan: Michelin Pilot Street 80/90-17 50 S |
Kemudian, setelah penggantian ban selesai dilakukan, tibalah saatnya untuk mencoba. Yang saya rasakan, pertama, tinggi motor memang terasa sedikit lebih rendah terutama di bagian belakang. Kedua, saat mengendarai motor dalam perjalanan pulang dari toko ban terasa kalau kedua ban memiliki daya cengkram yang baik. Keduanya juga stabil dalam kecepatan tinggi di lintasan lurus (80 km/jam), tapi saat bermanuver di tikungan, khususnya ban depan, terasa cukup wild (nggliyut).
Saat ini, setelah beberapa hari pemakaian, rasanya sudah normal. Alasannya mungkin karena saya sudah terbiasa dengan perubahan ukuran dan karakteristik ban tersebut atau mungkin karena sebelumnya ada foreign object debris yang menyebabkan ban depan menjadi sedikit wild.
Terakhir sebagai penutup, ini juga sebagai catatan saya untuk masa depan. Kalau saya melakukan penggantian ban lagi, untuk ban depan mungkin saya akan tetap mempertahankan ukuran 80/90-17, namun untuk ban belakang saya akan mencoba menggunakan ukuran 110/80, 120/70 atau 120/80. Untuk pilihan compound akan saya sesuaikan dengan teknologi terbaru saat itu dengan tetap memperhitungkan keselamatan, kenyamanan, potensi keawetan dan harga yang wajar.
Referensi
[1] FDR Tire. 2015. “Daftar Load Index dan Speed Rating Ban Motor”. FDR Tire. Diakses 5 Maret 2022.
No comments
Post a Comment