Kesempatan tidak datang dua kali, tidak jelas kapan datangnya, dan terkadang datangnya di saat yang tidak dibayangkan. Inilah yang saya alami ketika tiba-tiba diminta oleh Senior Manajer dan Ketua AOC (Agent of Change) di kantor untuk mewakili Engineering Services di ajang GMF Outstanding Heroes.
GMF Outstanding Heroes–berdasarkan penjelasan singkat yang saya dapat–adalah semacam ajang pencarian bakat di level korporat untuk menyemarakkan ulang tahun GMF AeroAsia yang ke-21. Ketika ditawari bersedia ikut atau tidak, tentu langsung saya iyakan. Kenapa tidak? Toh tidak ada ruginya, apa pun hasilnya.
Setelah mengiyakan, saya diminta untuk melakukan pendaftaran agar bisa mengikuti seleksi administrasi. Kok seperti mencari pekerjaan saja.
Di formulir pendaftaran, saya diminta untuk mengisi data diri dan memilih bakat yang akan ditampilkan. Ada beberapa pilihan bakat yang bisa ditampilkan seperti seni dan olahraga. Di bidang seni, khususnya seni musik, meski suara saya pas-pasan, saya mengerti nada. Bisa membedakan mana nada sumbang dan mana nada yang enak di telinga. Di bidang olahraga saya merasa cukup bisa bermain badminton dan tenis meja. Kalau dikerucutkan di Engineering Services, paling tidak saat ini, saat saya menulis postingan ini, di antara teman-teman yang pernah ikut komunitas badminton atau tenis meja, saya yakin bisa masuk tiga terbaik.
Setelah mengalami beberapa pertimbangan, saya memilih bakat di bidang seni.
Yang menarik, di bagian akhir formulir pendaftaran, saya diminta untuk mengunggah presentasi singkat tentang bakat yang dimiliki atau yang akan ditampilkan. Karena penunjukan saya mendadak dan pendaftaran ditutup sore harinya, saya hanya membuat fail txt yang didalamnya saya tulis alamat kanal YouTube saya. Fail ini kemudian saya unggah di tautan yang tersedia dan saya tekan tombol kirim.
Interview
Formulir pendaftaran saya kirim pada hari Jumat sore.
Hari Senin, pukul 19:35 WIB, pengumuman seleksi administrasi keluar. Alhamdulillah, tidak disangka saya lolos seleksi administrasi dan diundang untuk menghadiri seleksi tahap wawancara keesokan harinya.
Saat membaca email pengumuman tersebut saya bertanya-tanya dalam hati, kok ada wawancara juga? Ini ajang pencarian bakat kan? Tapi ya sudah, mungkin wawancaranya tentang bakat yang dimiliki.
Keesokan harinya, di hari Selasa, saya mendapatkan jadwal wawancara pukul 11:30 siang. Di ruang wawancara ada tiga Senior Manajer yang bertindak sebagai pewawancara. Setelah masuk ruangan, saya diberikan pertanyaan yang cukup mengejutkan, yaitu tentang prospek bisnis, peluang bisnis, perkembangan saham, citra perusahaan, dan lain-lain. Alhamdulillah, sedikit banyak saya paham tentang hal tersebut. Semua pertanyaan saya jawab semaksimal mungkin dan setelah itu baru pertanyaan tentang bakat muncul.
Wawancara tentang bakat dimulai dengan pertanyaan bakat apa yang akan ditampilkan kalau lolos ke tahap berikutnya, saya jawab saya akan menyanyi. Lebih lanjut saya ditanya menyanyi lagu apa dan teknisnya bagaimana. Saya pikir kalau saya menyanyikan lagu yang sudah terkenal, tentu tidak ada poin plusnya. Apalagi dengan teknik menyanyi saya yang pas-pasan bisa-bisa malah menjadi bumerang. Untuk mengakomodasi kekurangan ini dan memberikan poin tambah, saya jawab kalau saya akan menyanyi lagu ciptaan sendiri, solo, menggunakan gitar akustik elektrik. Walaupun pada saat itu lagu yang ingin saya bawakan belum lengkap liriknya.
Dengan jawaban tersebut–dari sudut pandang saya–para pewawancara tampaknya cukup antusias dan sumringah.
Talent Show
Di hari yang sama, Selasa pukul 21:46 WIB, masuk email pengumuman GMF Outstanding Heroes. Tapi saya baru membuka email tersebut pada Rabu paginya. Di email tersebut diumumkan kalau saya lolos tahap wawancara dan bisa lanjut ke tahap selanjutnya, yaitu babak talent show.
Babak talent show akan dilaksanakan pada hari Kamis. Artinya saya punya waktu satu hari melakukan persiapan. Di antara beberapa lagu yang sudah saya tulis, ada satu lagu yang ingin bawakan. Judulnya adalah "Aku Tresna Karo Koe", sebuah lagu yang saya tulis untuk istri saya namun–seperti yang saya tulis di atas–liriknya belum selesai.
Sorenya, begitu sampai di rumah, saya langsung mengkondisikan suasana hati agar enak untuk menulis lirik. Perlahan-lahan saya tulis lirik lagunya sampai selesai, kemudian saya langsung latihan sambil berusaha untuk menghafalkan lirik yang baru saja saya tulis.
Keesokan harinya, hari Kamis pagi, saya masih belum hafal total lirik lagu yang akan saya tampilkan. Saya hanya bisa tertawa dalam hati. Pergi ke kantor menebeng teman agar lebih mudah membawa gitar dan bisa menghafal lirik selama perjalanan–special thanks to Mas Aryo yang sudah nebengi.
Babak talent show pun dimulai. Saya mendapat giliran ke-5 dari total 10 peserta yang lolos ke babak talent show. Peserta pertama dan kedua menampilkan bakat yang dimiliki dengan ciamik. Tak lama kemudian, peserta ketiga juga selesai menampilkan bakatnya dan disambung dengan penampilan peserta keempat. Saya bersiap-siap. Gitar sudah siap, mental sudah siap, sorak-sorak teman-teman yang mendukung juga sudah siap, namun lirik masih belum hafal. Let it flow aja lah ya.
Begitu peserta keempat selesai, nama saya dipanggil. Belum sempat saya naik ke panggung, gitar saya mati. Tidak mau terhubung ke amplifier sehingga suaranya tidak keluar di speaker. Beruntung rekan-rekan panitia sigap. Saya dibantu memasang mik tembak yang ditempatkan di depan sound hole gitar saya sehingga masalah teratasi.
Akhirnya saya mulai menyanyi. Saya perhatikan pandangan setiap dewan juri dan penonton. Tidak lupa saya tampilkan momen-momen saya hilang ingatan–lupa lirik. Momen-momen ini sebisa mungkin saya kemas menjadi slengekan sehingga meskipun penampilan lagunya tidak sempurnya, harapannya penonton tetap terhibur dengan penampilan saya. Dan benar saja, entah apa alasannya, penonton tertawa.
Setelah lagu selesai, saya turun dari panggung. Tiba-tiba saya teringat kenangan ketika dulu sering tampil di beberapa acara bersama teman-teman sekolah dalam sebuah grup band. Rasanya sungguh menyenangkan!
***
Sampai di sini sebenarnya saya sudah merasa bahagia. Mendapat kesempatan untuk menyanyikan lagu ciptaan sendiri di depan umum dan bisa mengenang betapa menyenangkannya menyanyi di atas panggung. Mengingat penampilan saya yang kurang memuaskan, ditambah dengan momen lupa lirik, saya cukup yakin kalau perjalanan saya di GMF Outstanding Heroes akan terhenti di babak talent show.
Top 5 and Final
Tapi takdir berkata lain. Di hari Sabtu siang tiba-tiba saya ditambahkan ke sebuah grup WA, TOP 5 Outstanding Heroes GMF 2023, saya masuk lima besar dan lanjut ke babak final. Ternyata ada email pengumuman masuk di hari Jumat sore dan saya baru membacanya setelah ditambahkan ke grup WA. Dari email pengumuman diinformasikan kalau babak final akan dilaksanakan bersamaan dengan acara puncak perayaan ulang tahun perusahaan, pada hari Senin, sehingga pasti akan ramai disaksikan oleh ribuan karyawan lainnya.
Super excited!
Waktu kurang lebih 36 jam yang tersisa tidak saya sia-siakan dan saya gunakan untuk latihan semaksimal mungkin (menghafal lirik).
Akhirnya, tibalah hari Senin pagi. Saya berangkat ke kantor dengan hati yang ringan. Belum banyak rekan-rekan di kantor yang tahu kalau saya masuk final sehingga ruangan tenang-tenang saja. Mungkin juga tidak ada yang menyangka kalau saya akan masuk final. Setelah tahu, semuanya sangat mendukung saya.
Saya mendapatkan urutan tampil keempat. Tidak lama setelah peserta ketiga selesai nama saya dipanggil. Saya berjalan naik ke atas panggung dengan percaya diri. Di atas panggung saya bercakap-cakap sebentar dengan pembawa acara—basa-basi. Setelah itu saya ditinggal sendiri, berdiri di atas panggung sambil membawa gitar yang saya pinjam dari peserta lain, disaksikan ribuan orang, dan merasakan bahwa panggung ini adalah milik saya.
Saya perhatikan semua dewan juri yang merupakan jajaran direksi perusahaan, teman-teman yang datang mendukung dan semua penonton babak final ini. Penampilan saya mulai dengan sebuah cerita bahwa saya akan membawakan lagu berbahasa Jawa yang saya tulis sendiri untuk istri. Setelah itu jemari tangan kiri mulai memposisikan diri membentuk sebuah akor, tangan kanan bersiap untuk menggenjreng.
Jreng... suara gitar bernada G mulai terdengar. Duh kok ngene rasane katresnanan... baris pertama dari bait pertama lagu saya mulai saya nyanyikan. Sorak-sorak dan tepuk tangan bergemuruh. Lagu saya nyanyikan sepenuh hati sampai selesai. Alhamdulilah selama eksekusi menyanyikan lagu tidak ada kesalahan yang terjadi. Lirik dapat saya nyanyikan dengan baik tanpa ada insiden lupa.
Lagu telah saya nyanyikan sampai selesai. Penampilan saya akhiri dengan mengucapkan harapan dan selamat ulang tahun pada perusahaan. Kemudian saya turun dari panggung dan pembawa acara mulai memperkenalkan peserta terakhir.
Pengumuman Juara
Setelah beberapa saat, setelah acara-acara yang lain selesai, tibalah waktunya untuk membacakan hasil babak final GMF Outstanding Heroes. Saya duduk di tengah-tengah penonton bersama teman-teman yang lain. Pengumuman hasil dimulai dari juara ke-5 sampai juara ke-1. Ternyata semua peserta yang masuk lima besar menjadi juara.
Juara ke-5 diumumkan, bukan saya, juara ke-4 diumumkan, bukan saya. Teman-teman yang mendukung dan duduk di kanan-kiri-depan-belakang saya heboh. Atasan saya bahkan menambahi dengan memprediksi kalau saya akan menjadi juara pertama. Saya hanya bisa tersenyum, menahan diri menunggu suratan takdir. Juara ke-3 diumumkan, bukan saya. Semakin heboh. Juara ke-2 diumumkan, juga masih bukan saya. Teman-teman sangat heboh. Alhamdulillah, artinya saya juara 1 GMF Outstanding Heroes. Dan benar saja, tak lama kemudian nama saya dipanggil maju ke depan sebagai juara pertama GMF Outstanding Heroes.
Dengan hasil ini–menjadi juara pertama GMF Outstanding Heroes–tentu saya sangat bersyukur. Alhamdulillah, bisa menambah catatan manis perjalanan hidup, bisa mengingat asiknya menyanyi di atas panggung, dan bisa menjadi bahan cerita untuk diceritakan ke anak cucu kelak.
No comments
Post a Comment